Selasa, 18 November 2014

Mesin Waktu Misterius



Mesin Waktu Misterius
Terdampar di suatu tempat terpencil yang sangat asing untukku. Aku menghilang, dan menjauh dari dunia asalku. Aku masih tidak mengerti kenapa aku bisa sampai ditempat ini.
‘Siapa yang membawaku ketempat ini?’ batinku.
Tempat ini sangat gelap, hanya sinar rembulan, dan gemerlap bintang yang menyinari langkahku. Kakiku terus melangkah tanpa tujuan arah, aku takut berada di tempat sunyi ini. Aku ingin kembali kedunia asalku, aku tidak ingin berada disini. Aku menyesal telah mengatakannya, kalau aku ingin menjauh dari duniaku sendiri. Aku sangat menyesal telah mengucapkannya.
Otakku kembali mengulang kejadian beberapa menit yang lalu sebelum aku terdampar di tempat ini. 

-Flashback-
Disana, di dunia asalku, aku tengah bertengkar hebat dengan kedua orang tuaku. Orang tuaku mendesakku untuk mengikuti mereka menemukan Kristal Biru dan mengikuti mereka memasuki guild Naga Putih. Guild Naga Putih adalah guild terkuat, mereka sudah menghabisi para monster penjaga di setiap tempat terlarang itu.
 Kristal Biru, memiliki sumber kekuatan yang sangat dahsyat dan kekuatan itu mampu membuat seseorang yang dapat menemukannya dan memilikinya akan menjadi sangat hebat, dan akan menjadi penguasa planet ini. Selain itu, Kristal Biru ini dapat mengabulkan setiap permohonan yang diucapkan pemilik Kristal Biru ini, namun jika Kristal Biru digunakan untuk mengabulkan permohonan kekuatan Kristal Biru akan hilang. Kekuatan yang terdapat dalam Kristal Biru itu membuat semua orang yang berada di dunia ini, berbondong-bondong untuk menemukannya bahkan mereka mendirikan beberapa guild dan guild yang sudah berada sangat jauh dan hampir mendekati keberadaan Kristal Biru adalah guild Naga Putih

Tempat keberadaan Kristal Biru sangatlah jauh, jika ingin mencapainya harus melewati ‘Sungai Kegelepan’ yang terdapat monster yang menjaga sungai itu. Untuk sampai ke sungai kegelapan tidaklah mudah, karena jaraknya yang sangat jauh dan terdapat rintangan-rintangan yang mematikan.
Jika berhasil melewati sungai kegelapan, selanjutnya adalah melewati Lembah Kematian. Lembah ini di tutupi oleh kabut yang sangat tebal membuat setiap orang yang melintasinya menjadi terkecoh selain itu di lembah ini juga terdapat monster. Monster yang ada di lembah kematian, lebih menyeramkan, monster ini seperti monster yang membawa petaka dan kematian bagi setiap orang yang melewati lembah ini. Setelah  

Lembah Kematian, masih ada 2 tempat lagi yang harus dilewati yaitu Hutan Darah. Hutan ini dijaga oleh monster darah yang mengerikan, monster itu tidak segan-segan membunuh siapa saja yang melewati hutan ini. Semua orang yang melewati hutan ini tidak akan bisa keluar dengan selamat. Monster ini sangat kuat, jika monster ini berhasil dikalahkan, monster ini masih bisa kembali hidup. Monster ini seperti memiliki 2 nyawa dan nyawa keduanya membuat kekuatan monter ini 2x lebih kuat. Jika saat nyawa ke-2nya ia terkalahkan monster ini akan benar-benar musnah. 

Tempat terakhir adalah Gunung Kristal, di gunung inilah Kristal Biru berada dan di tempat terakhir ini semua monster yang sudah musnah akan kembali hidup dan menjaga Kristal Biru. Jika ingin mendapatkan Kristal Biru ini caranya adalah menghabisi semua monster-monster dan menghabisi bos yang berada di Gunung Kristal. Bos adalah penjaga Kristal Biru, kekuatan bos lebih besar dibandingkan monster-monster itu.
Guild Naga Putih, yang notabennya adalah guild terkuat sudah melewati Lembah Kematian dan kini sedang menuju ke Hutan Darah.

Sebenarnya, ada satu cara termudah untuk langsung mencapai Gunung Kristal, yaitu dengan menggunakan ‘Mesin Waktu’. Mesin waktu ini diciptakan oleh Kayaba Akihiko, ia sengaja menciptakan mesin waktu ini untuk mempermudahnya mencapai Gunung Kristal. Namun, sangat disayangkan saat mesin waktu sudah dapat berfungsi dengan baik Kayaba Akihiko dibunuh oleh pembunuh berdarah dingin yang memiliki dendam terhadap Kayaba Akihiko. Saat para pembunuh itu kembali ketempat dimana mesin waktu itu berada, mesin waktu itu sudah menghilang dan sampai sekarang tidak ada yang bisa menemukan keberadaan mesin waktu tersebut.

‘Mesin waktu?’ batinku terus saja mengulang kalimat itu. Sekarang aku mengingatnya, aku terdampar di tempat ini karena aku memasuki benda yang menurutku sangat menarik. Aku memasuki benda itu, benda itu terlihat seperti sebuah lemari besar. Aku bersandar, dan memejamkan mataku. Aku berteriak histeris dan mengatakan hal yang saat ini membuatku menyesal.

“Aku ingin pergi dari duniaku ini, aku ingin menghilang dan menjauh dari kedua orang tuaku. Aku tidak ingin mengikuti keinginan mereka untuk memasuki guild Naga Putih dan ikut bersama mereka untuk mencari Kristal Biru.”
“Aku tidak mau! Aku ingin menghilang dan pergi dari sini!” Teriakku.
Tiba-tiba saja aku merasakan benda ini bergetar sangat hebat, aku sangat ketakutan. Aku mencoba untuk membuka pintu benda ini namun, pintunya tidak bisa dibuka. Aku semakin ketakutan, aku hanya bisa menangis hingga aku merasakan tubuhku seperti melayang dan semua pandanganku menjadi gelap. Dan saat aku terbangun mesin waktu yang membawaku ketempat ini sudah menghilang.
--

“Hey, sedang apa kau tengah malam berada ditempat ini?” Terdengar suara seseorang dari belakangku. Sontak membuatku terkejut. Pelan-pelan aku menoleh kearah orang itu, aku melihat seseorang yang sepertinya seumuran denganku.
“A-a-aku tersesat.” Ujarku terbata-bata.
Dia hanya manggut-manggut dan menarik lenganku. Ia membawaku ketempat yang lebih mendapatkan penerangan.
Suwatte kudasai.” Ujarnya.
Aku masih mematung ditempatku berpijak dengan mataku yang masih melihatnya.
“Tidak perlu takut. Aku bukan orang jahat.” Ujarnya sambil mengulum senyuman.
Aku melangkahkan kakiku dan duduk disampingnya.
Hajimemashite watashi wa Kirigaya Kazuto desu. Anata namae wa?”
Atashi Yuuki Asuna desu.”
Yoroshiku onegaishimasu.” Ujarku dan Kazuto secara bersamaan. Tanpa kusadari ia tengah melakukan hal yang sama denganku menggaruk tengkuk lehernya. Aku selalu menggaruk tengkuk leherku jika aku sedang salah tingkah.

Aku memperhatikan dirinya sangat mendetail, aku melihat ia seperti membawa sebuah pedang yang ia letakkan di belakang tubuhnya.
‘Pedang? Untuk apa dia membawa pedang?’ tanyaku dalam hati.
“Kenapa kau memandangiku seperti itu?” tanyanya.
“Ah tidak, kau ini terlalu percaya diri. Aku tidak memandangimu.”
“Tidak usah berbohong. Pipimu sudah semerah tomat.” Ujarnya dengan wajah datarnya.
“Kau tinggal di sekitar sini?” tanyaku pada Kazuto.
Ie.”
“Lalu? Kenapa kau bisa berada di tempat ini?”
“Aku memang selalu berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lainnya. Bisa dibilang aku ini adalah pengembara. Kau sendiri kenapa berada di tempat ini?”
“Aku tersesat.”
“Kenapa kau bisa tersesat? Sebenarnya kau tinggal dimana?”

Aku menghela nafas panjang untuk menenangkan diriku sejenak, kemudian aku mulai menceritakan kepada Kazuto semua kejadian yang terjadi pada diriku sehingga aku bisa sampai ketempat ini.
Baru kali ini aku langsung mempercayai orang yang baru kukenal. Mungkin, karena situasiku saat ini sedang tidak mendukung. Aku juga sangat bersyukur karena ada Kazuto yang menemaniku disini, setidaknya aku tidak merasa kesepian seperti pertama kali aku terdampar ditempat yang sangat gelap dan sunyi ini.
“Sebaiknya sekarang kau istriahat. Besok aku akan membantumu untuk mencari mesin waktu itu.” Ujar Kazuto.
“Tapi—”
Belum selesai aku mengucapkannya Kazuto sudah memotong pembicaraanku.
“Tenang saja aku akan menjagamu dan bisa ku pastikan kau akan tetap baik-baik saja.”
Aku mengganguk patuh. Aku membaringkan tubuhku dan menyandarkan kepalaku pada kaki Kazuto.
Oyasuminasai Asuna-san.”
Oyasuminasai Kazuto-san.” Ujarku sambil melengkungkan senyuman tipis. Aku melihat wajah Kazuto sekilas setelah itu, aku mulai memejamkan mataku.
===Mesin Waktu Misterius===

“Erhhh..”
 Aku menggeliat dan merenggangkan otot-otot tubuhku. Aku mengerjapkan mataku, dan melihat Kazuto yang sedang memandangiku sambil tersenyum.
Ohayou Asuna-san.” Ujarnya dengan mata yang berbinar-binar.
Aku segera bangkit dari tidurku, aku merasakan pipiku sudah merona.
O-oh-ohayou.” Ujarku terbata-bata.
‘Bodoh kau Asuna, kenapa kau jadi salah tingkah seperti ini di depan Kazuto.’ Rutukku dalam hati.
“Ayo kita mencari mesin waktu itu. Instingku mengatakan kalau mesin waktu itu tidak jauh dari sini.”
Aku menatap Kazuto tidak percaya. Kenapa jadi dia yang sangat bersemangat untuk mencari mesin waktu itu?
“E.. Hai.” Ujarku.
Aku berjalan berdampingan dengan Kazuto, jantungku berdegup sangat cepat saat disampingnya. Wajahnya yang terlihat sangat damai mampu membuat hatiku menjadi terasanya nyaman.
Tiba-tiba saja Kazuto menghentikan langkahnya.
“Kenapa berhenti? Memangnya kita sudah sampai?” tanyaku pada Kazuto.
Kazuto mengangguk dan memandangi tempat ini. Kini, aku dan Kazuto sudah berada di dalam Goa yang gelap.
“Kau yakin mesin waktu itu ada disini?”
“Aku sangat yakin.”
Kazuto kembali melangkahkan kakinya. Setelah berjalan menelusuri goa ini Kazuto berhenti di sebuah benda yang besar. Bentuknya sama seperti lemari besar yang kutemui didunia asalku.
Aku terperangah saat melihat mesin waktu itu. Bagaimana bisa instingnya sangat kuat dan langsung menemukan mesin waktu ini? Hanya dengan kurun waktu yang tidak sampai seharian.
“Mesin waktu ini kan yang kau cari?” tanyanya.
Aku hanya mengangguk pelan.
Aku berjalan memasuki mesin waktu itu, aku menoleh kebelakang melihat Kazuto yang hanya memandangiku.
Arigatoo Gozaimasu.”
Dooitashimashite. Kau akan kembali kedunia asalmu?” Ujarnya.
“Ya. Aku akan kembali ke duniaku. Aku akan pergi ke Gunung Kristal untuk menemukan Kristal Biru.”
“Bolehkah aku ikut denganmu mencari Kristal Biru?”
Mochiron.” Aku langsung memasuki mesin waktu itu, begitu pula dengan Kazuto.
“Tolong bawa kami ke Gunung Kristal.” Ujarku dalam mesin waktu ini.
Kemudian aku merasakan mesin waktu ini mulai bergetar hebat, sama seperti yang aku rasakan saat pertama kali di dalam mesin waktu ini.
Setelah beberapa detik mesin waktu bergetar hebat, pintu mesin waktu itu terbuka dan menunjukkan pemandangan yang menurutku sangat menakjubkan.
Utsukushi fukei.” Gumamku. Mataku terus saja menelusuri setiap sudut tempat ini.

Aku dan Kazuto sudah berada di Gunung Kristal, gunung ini terlihat berkilauan karena disekililingnya dipenuhi oleh kristal-kristal yang sangat indah.
Aku melangkah berdampingan dengan Kazuto menelusuri gunung Kristal. Dari kejauhan aku melihat segerombolan orang yang tengah bertarung hebat dengan para monster.
Langkahku terhenti saat aku melihat sosok yang sangat kukenali. Aku terperangah saat melihat kedua orang tuaku yang juga berada disana.
Aku merasakan seperti ada tangan yang menepuk bahuku.
Nan desu ka
“Orang tuaku---”
Mataku terbelalak saat melihat ayahku tersungkur dengan tubuh bersimbah darah. Aku berlari sekencang mungkin dengan airmata yang sudah jatuh membasahi pipiku.
Bahkan monster-monster itu menyerang ibuku yang sedang berusaha untuk melindungi Ayahku. Aku mengambil pedang ayahku yang terpental akibat kibasan ekor monster-monster itu.
Hhhiiiaaaattttt!!”
Lebih baik ibu mundur saja, selamatkan ayah. Biar aku yang melawan monster ini.” Ujarku pada ibuku.

 Ibuku mengangguk dan langsung melangkah pergi menghampiri ayahku yang sudah terbaring tak berdaya.
Pedangku terus saja bergerak sangat cepat melawan dan menepis setiap pukulan monster itu. Monster itu sangat kuat aku hampir kewalahan untuk mengalahkannya.
Semua orang yang ada di sana sedang berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan semua monster. Tiba-tiba saja konsentrasiku buyar, mataku menjadi tak tentu arah. Tanganku terus saja mengarahkan pedangku ke tubuh monster itu, namun mataku mencari keberadaan Kristal Biru.
‘Aku harus mendapatkan Kristal biru itu.’ Gumamku dalam hati.
“Arhhhhhh..” Rintihku.
Aku merasakan sakit yang teramat sakit pada lenganku. Pedangku sudah terlepas dari genggaman tanganku.
Aku melihat monster itu sedang mengarah kearahku, bahkan ekornya sudah siap memberikan satu hentakkan yang mampu membuatku tak bernyawa.
Hhiiiaaattttt!!!

Aku menoleh kearah suara itu, aku melihat Kazuto yang tengah melawan monster dihadapanku. Gerakan pedang Kazuto sangat cepat, bahkan gerakannya seperti kilat.
Mataku mencari keberadaan kedua orang tuaku. Jantungku seperti diterjang ribuan belati yang menusuk jantungku saat melihat kedua orang tuaku yang sudah terbaring lemah, dengan langkah gontai aku berlari kearah kedua orang tuaku.
“Ayah.. Ibu. Hiks” ujarku sambil menguncang-guncangkan bahu Ayah dan Ibuku.
“Bangun Yah, Bu. Bangunnnn!!” Teriakku
Aku memeluk tubuh kedua orangtuaku yang sudah bersimbah darah. Aku menyayangi mereka, aku menyesal tidak menuruti keinginan mereka. Aku menyesal. Aku tidak ingin mereka meninggalkanku.
‘Kristal Biru. Ya! Kristal Biru pasti bisa menghidupkan kembali kedua orangtuaku.’
Mataku terus saja menelusuri setiap sudut gunung Kristal ini, hingga mataku menangkap sebuah benda yang sangat berkilauan.
Aku berlari kearah benda berkilau itu, hingga aku merasakan sesuatu yang menghantam punggungku.
“Kristal itu milikku. Jangan coba-coba kau mengambilnya.” Ujar pria paru baya sambil menebar senyum sinisnya.
Anata wa dare? Kau sama sekali tidak berhak atas Kristal Biru itu.” Ujarku sambil menatapnya tajam.
Ore wa Diabel. Aku adalah pemimpin guild Naga Putih.” Ujarnya dengan senyum sinis yang tak lepas dari wajahnya.
“Jadi kau pemimpin guild rendahan itu?” ujarku sambil tersenyum miring.

Diabel mengepalkan tangannya, kilatan amarah terpancar dari sudut matanya. Diabel mengeluarkan pedangnya dan mengibaskannya ke langit-langit.
“Berani sekali kau berkata seperti itu nona manis. Lebih baik kita duel saja. Buktikan siapa yang terkuat diantara kita.”
Duel? Keringat dingin membasahi tubuhku. Apa yang harus aku lakukan? Jika aku berduel dengannya sudah pasti aku akan kalah telak dengannya. Diabel adalah orang yang terkuat, bahkan kemahirannya dalam beradu pedang sudah tidak ragukan lagi.
Diabel berjalan kearahku dengan senyum liciknya, aku hanya terdiam dengan otakku yang terus berputar untuk mencari cara melawannya dengan tangan kosong karena aku tidak memiliki pedang.

Brakkkk..
Tiba-tiba saja tubuh Diabel tersungkur ke tanah dengan punggungnya yang sudah mengeluarkan cairan berwarna merah.
Kazuto? Aku melihat Kazuto yang berdiri tegak tepat dibelakang Diabel yang sudah terbaring lemah di tanah.
Kazuto berlari kearahku dengan pedang yang mengarah tepat ke arahku. Aku hanya terpaku dan memejamkan mataku.
‘Kazuto, apa kau ingin membunuhku? Baka!’
Aku membuka mataku perlahan saat aku merasakan tidak ada sesuatu hal yang terjadi pada diriku.
Aku menoleh kearah belakangku. Aku sangat terkejut saat melihat bos yang melindungi Kristal Biru lenyap, namun Kristal Biru ikut lenyap.

Kristal Biru lenyap? Aku tidak percaya benda yang memberikanku harapan untuk mengembalikan nyawa kedua orang tuaku kini sudah lenyap. Harapanku pupus, anganku hilang. Orang tuaku benar-benar pergi dan meninggalkanku selama-lamanya.
Apakah ini akhir dari perjuanganku, perjuangan kedua orang tuaku untuk mendapatkan Kristal Biru? Perjuanganku, perjuangan kedua orangtuaku bahkan perjuangan semua rakyat di duniaku berakhir sia-sia dengan lenyapnya Kristal Biru.
Aku memandang sekeliling Gunung Kristal. Monster dan bos sudah menghilang, ratusan orang sudah tak bernyawa, hanya tersisa 10 orang termasuk aku dan Kazuto,
Aku sangat terpukul, kenapa perjuangan ini harus berakhir dengan sia-sia? Apa tidak ada kebahagiaan di akhir perjuangan ini? 

“Jangan menagis Asuna-san.” Ujar Kazuto. Kazuto menarik lenganku dan membawa tubuhku kedalam dekapannya. Hangat dan menenangkan. Itulah yang aku rasakan saat berada didalam dekapan Kazuto.
“Orang tuaku sudah tidak ada, begitu pula dengan yang lainnya. Hiks.”
Kanashi koto wa arimasen . Semuanya sudah terjadi.”
“Tapi mereka seperti itu karena aku! Karena aku yang bodoh dan tidak menuruti permintaan mereka. Kalau saja dari awal aku menuruti keinginan mereka pasti orang tua ku akan masih tetap hidup.”
“Berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Ini semua bukan kesalahanmu. Ini sudah garis takdir.”
Mataku menatap lekat-lekat mata Kazuto. Aku menginginkan ia selalu berada disisiku untuk saat ini, esok dan seterusnya.
Kazuto-san?”
Nani desu ka.”
“Apa kau mau ikut denganku kedunia asalku?”
Kazuto bergeming. Ia tidak memberikan jawaban sedikitpun.
“Aku ingin kau ikut denganku. Aku ingin kau terus bersamaku.” Ujarku dengan raut wajah sendu.
Gommenasai Asuna-san. Aku tidak bisa ikut ke dunia asalmu. Dunia asalmu dan duniaku pasti berbeda, aku tidak mungkin bisa berada di duniamu Asuna-san.”
“Tidak ada yang tidak mungkin. Aku yakin kau akan senang tinggal di duniaku.”
Watashi wa dekimasendeshita. Gomenasai Asuna-san. Duniaku adalah duniaku, duniamu adalah duniamu. Meskipun kau adalah duniaku aku tetap memiliki duniaku sendiri. Dan aku tidak bisa sepenuhnya mengikuti duniamu.” Ujar Kazuto sambil mengusap lembut pipiku.
Wakata.”
“Sebaiknya sekarang kau dan anggota guildmu yang masih hidup segera kembali kedunia asalmu. Aku merasakan akan ada kehancuran yang sangat dahsyat.”
“Kau mengusirku?”
Tidak, aku tidak mengusirmu. Aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Sebaiknya kau dan yang lainnya cepat kembali ke mesin waktu dan kembali kedunia asalmu.”
“Baiklah. Aku akan merindukanmu, akan sangat merindukanmu.” Ujarku sambil tersenyum manis.
“Aku juga akan merindukanmu Asuna-san.” Ujar Kazuto.
Aku merasakan sesuatu yang lembab berada di pipiku, aku hanya bisa memejamkan mataku saat Kazuto mengecup lembut pipiku.
Aku tersenyum sekilas dan berjalan menuju mesin waktu.
Sayonara Kazuto-san. Aku harap takdir akan mempertemukan kita kembali.” Teriakku sambil melambaikan tanganku.
Sayonara.

Kazuto melambaikan tangannya dengan senyuman yang terus saja merekah dari bibirnya. Senyuman Kazuto akan terus terekam dengan baik dalam memori ingatanku. Tak hanya senyumannya, tapi juga matanya, hidungnya, lekuk wajahnya, hangat dekapannya semua tentang dirinya akan selalu terekam jelas dalam memori ingatanku dan akan selalu begitu.
Aku percaya pada takdir dan sang waktu, akan memepertemukanku dengan Kazuto lagi. Aku sangat percaya dengan hal itu, dan aku akan terus menunggu sampai takdir dan sang waktu mempertemukan kita kembali.
===Mesin Waktu Misterius===